Senin, 27 Maret 2006

Dibutuhkan Reorientasi Kelautan Nasional

Tanggal : 27 Maret 2006
Sumber : http://64.203.71.11/kompas-cetak/0603/27/humaniora/2541652.htm

Jakarta, kompas - Pembangunan Indonesia saat ini masih berorientasi pada daratan dan belum memandang laut sebagai komponen wilayah yang utama. Dampaknya, perlindungan terhadap kedaulatan matra laut Indonesia masih sangat minim sehingga banyak kekayaan alam yang dicuri begitu saja.

"Kenyataan bangsa ini belum memandang laut sebagai yang utama mengakibatkan kita sulit memanfaatkan potensinya seoptimal mungkin," kata Prof Dr Susanto Zuhdi dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar tetap Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) di Jakarta, Sabtu (25/3). Upacara yang dipimpin Rektor UI Prof Dr Usman Chatib Warsa itu juga mengukuhkan Meutia Farida Hatta-Swasono sebagai guru besar tetap FISIP UI.

Pembangunan yang terlalu berorientasi pada daratan menyebabkan pengawasan kelautan terus tertinggal. Padahal, laut memiliki peranan yang penting yang menyatukan pulau-pulau yang terpisah di Indonesia.

Memang, kata Susanto, semua pihak menyadari upaya penyatuan pulau-pulau itu masih memiliki hambatan. Di antaranya letak pulau-pulau yang berada jauh dari daratan besar atau sudah mendekati batas perairan internasional.

Lebih lanjut Susanto mengajak semua pihak untuk meningkatkan pemahaman terhadap Tanah Air dengan mempelajari sejarah. Para peserta didik harus mendapat pengetahuan sejarah nasional yang memadai sehingga mereka semakin mencintai Tanah Airnya.

"Merangkai Tanah Air dapat dengan lawatan sejarah, baik melalui bacaan dan film maupun dengan berkunjung ke situs sejarah. Cara ini bisa dilakukan untuk merajut simpul-simpul perekat bangsa," ujarnya.